Kamis, 31 Maret 2016

FRIENDSHIP vs CHEATING

Baiklah,
Terserah,
Aku muak dengan kata-katamu,
Kau bermasalah,
Mau menuntaskannya?

Try to be honest

Misi hidup kali ini berdamai dengan masa lalu, berdamai dengan semua orang dan berdamai dengan keadaan apapun

Singkat cerita, aku pernah dibuat jengkel sama sesuatu dan seseorang. Marah? Jelas, manusiawi. Kecewa? Apa lagi. Tapi apa iya aku harus menjalani hidup dengan membenci orang lain? Menghujat orang lain? Dgn keadaan manusia yang sama sekali jauh dari kata sempurna. Aku mencoba membuka hati untuk memaafkan semuanya. Jujur saja, aku bukan tipe pemaaf dan peminta maaf. Tapi aku mencoba berperang dengan hati ku sendiri. Sedang ku coba, sedikit usaha dan belum sepenuhnya berhasil. Hahahaa

Lain cerita, aku benci ketika orang lain membicarakan keburukan ku dibelakang, meski akhir* ini aku belajar untuk mengemas semuanya demi kesan baik, bukan munafik. Di sisi lain aku benci ketika aku di kritik, karna jujur saja aku orang yg selalu merasa benar atas semua yg aku lakukan sehingga aku terlalu malas untuk mendengarkan kata orang lain. Namun perlahan aku berhenti untuk itu, aku berhenti untuk egois dengan mendengarkan kata mereka, melihat bagaimana mereka memandangku, mendengar keluh kesah demi hal yang lebih baik untuk kedepannya. Dan taraaaaaaaaa!!! I try!! Wkwkw meski blm sepenuhnya berhasil. Tapi aku cukup bangga namun aku blm merasa puas sampai akhirnya aku menjalani semuanya dengan hati.

2 hari yang lalu, aku chat dgn teman yang aku kenal cukup lama, percakapan kami via line cukup membuat banyak pencerahan, dan ya? Dia merubah persepktif aku dalam menyampaikan kejelekan atas diri orang lain. Dalam percakapan yang di media i oleh smartphone itu cukup membuatku membuka mata, bahwa lebih baik membicarakan kesalahan orang lain dgn berterus terang dari pada membicarakannya di belakang dan itu tak merubah apapun memang. Eheee thx God untuk pelajaran berharga ini. Dalam percakapan itu kami mulai mengungkapkan apa yg selama ini kami pendam, seperti sisi* negatif masing* dari kami. Dan berujung lega hehehe karna hal itu menyadarkan kami bahwa kami salah ketika menghadapi sesuatu. Dan mulai saat itu aku berjanji untuk selalu berbicara langsung atas kejadian* yang akan terjadi, karna menahan diri dgn tidak berbicara adalah kesalahan sebaliknya mengungkapkan untuk mengingatkan adalah sebuah kebaikan.

Tapi sampai detik ini aku msh belum bisa memulainya, entah sepertinya aku membutuhkan stimulus untuk memunculkan respon yang seperti itu hehehe kemarin aja karna teman yg memulai, ya semoga saja secepatnya aku bisa memulai kebaikan ini.

Minggu, 27 Maret 2016

New line

Aku masih berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik di setiap harinya. Meski terkadang niat baikku selalu di anggap sebelah mata dengan orang-orang sekitarku yang memang tahu bagaimana masa lalu ku, sikap dan sifatku. But hey, aku juga berhak untuk berubah bukan?

Semua niat baik emng gak selalu di terima dengan baik dgn sekitar. Aku belajar untuk tidak peduli dengan itu. Yg penting aku berusaha memberikan yang terbaik. Singkat cerita, dgn keadaan ku yang kasar, arogant, mau menangnya sendiri, tidak peduli dgn sekitar, enggan mengakui kesalahan dan selalu merasa benar ini menemui titik dimana semua sikap tersebut tidak bisa di benarkan oleh pihak manapun. Dan hati kecil mulai terbesit bahwa, come on! Its time to change ur self! Oke baiklah. Dgn bismillah pun aku mulai menata hati untuk berubah. Disaat aku mulai meminta maaf dengan sekitar ku, disaat aku mulai melepas jubah ego demi permohonan maaf ternyata...... Di salah artikan oleh orang lain, di manfaatkan oleh orang lain. Yaa skg aku makin menyadari bahwa semua hal yang baik tidak selalu di terima dengan baik.

Tapi disni aku belajar untuk berpikir positif dan berhusnudzon dgn sikap orang lain terhadap ku. Bismillah semoga aku masih bisa belajar lebih baik lagi.